Tanggapan Mahasiswa IP UMM Terhadap Kasus Korupsi di Kementerian Pertanian RI

Rabu, 18 Oktober 2023 04:47 WIB   Program Studi Ilmu Pemerintahan

Malang, 15 Oktober 2023. Indonesia kembali digegerkan oleh kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencium adanya dugaan kasus korupsi yang menyeret Menteri Pertanian yaitu Syahrul Yasin Limpo dengan dugaan pemerasaan dalam jabatan, gratifikasi, dan juga keikutsertaan dalam pengadaan barang atau jasa di Kementerian Pertanian.

Diketahui menurut KPK, pihak penyidik menduga adanya total dana sejumlah Rp. 13,9 Miliar yang telah dinikmati oleh Syahrul Yasin Limpo, tentunya dana tersebut sangat bernilai fantastic.Selain itu Syahrul Yasin Limpo diduga juga membuat kebijakan personal guna meminta setoran dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) eselon I dan eselon II di lingkungan Kemeterian Pertanian (Kementan).

Dalam kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh Syahrul Yasin Limpo, Syahrul di bantu oleh dua anak buahnya yaitu Kasdi dan Hatta. Seluruh uang yang telah disetorkan pada Syahrul digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi serta keluarga intinya, diantaranya untuk membayar cicilan kartu kredit, cicilan pembelian mobil Alphard yang dimiki oleh Syahrul Yasin Limpo, selain itu juga digunakan untuk perbaikan rumah pribadi, tiket pesawat bagi keluarga, hingga pengobatan serta perawatan wajah bagi keluarganya yang bernilai miliaran rupiah. Sangat lucu bukan, dimana seorang Menteri Pertanian yang seharusnya dapat mengayomi serta memberikan kenyamanan terhadap staf yang bekerja di lingkup Kementerian Pertanian, namun Syahrul lebih memilih untuk melakukan pemerasan dalam jabatan guna memperkaya dirinya sendiri.

Menurut Ayu Evita Sari yaitu salah satu Mahasiswa IP UMM angkatan 2021 dari dugaan Kasus Korupsi yang dilakukan oleh Syahrul Yasin Limpo tentunya kenyataan ini menjadi hal yang sangat merugikan negara tapi juga masyarakat yang seharusnya menjadi kelompok sasaran Tidak hanya itu korupsi semacam ini juga mencoreng citra baik dan eksistensi birokrasi di Indonesia. Apalagi di tengah kondisi pertanian Indonesia yang nampaknya tengah 'tidak baik-baik saja' karena kondisi iklim yang belakangan ini sangat ekstrim, bencana, bahkan krisis talenta muda di bidang pertanian (regenerasi sektor pertanian). Kementerian yang seharusnya menjadi nahkoda  untuk membawa arus perkembangan bagi pertanian Indonesia justru membelot dan mengarahkan kapal ke pusaran yang menyebabkan lenyapnya tujuan dan timbulnya kerugian besar. Dari sini kita dapat melihat bahwa seorang pemimpin memiliki pengarus yang besar atas apa dan siapa yang dipimpinnya. Baik buruknya suatu hasil adalah cipta karya tangan dan pemikiran seorang pemimpin.

Shared: