Yana Syafrieyana dan Khrisho Hadi sebagai narasumber. (Foto: Istimewa)
Prodi IP UMM Malang berusaha senantiasa terlibat dalam program-program pemberdayaan masyarakat. Ini dilakukan sebagai salah satu pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian masyarakat. Terbaru yakni Pengabdian Masyarakat skim dari Block Grant FISIP yang dilaksanakan pada hari Minggu, 19 Desember 2021 di Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun Kota Malang.
Kegiatan ini bernama Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) mitra Dosen yang melibatkan kerjasama antara mahasiswa IP dan dosen IP UMM. Adapun dosen IP yang terlibat yakni Drs. Khrishno Hadi, MA, Yana Syafrieyana, S.IP.,M.Si dan Ali Roziqin, S.PA.,M.PA. Kegiatan ini mengambil topik tentang Mitigasi Bencana di tingkat lokal yang secara spesfik terkait bencana alam dan bencana kesehatan seperti Covid-19.
Kelurahan Bandulan merupakan salah satu daerah rawan bencana alam dan penyebaran Covid-19 sehingga menjadi lokasi pelaksanaan PMM ini. Kegiatan yang dihadiri oleh masyarakat biasa dan karang taruna kelurahan Bandulan ini bertujuan untuk mendiskusikan terkait perumusan secara kelembagaan rencana kontijensi mitigasi bencana agar tercipta Masyarakat Tanggung Bencana (Mastana). Kegiatan ini juga bermaksud meningkatkan kemampuan dan pengetahuan yang diperlukan warga untuk dapat mengelola risiko akibat bencana alam atau langkah pencegahan yang dapat dilakukan.
Pesertra PMM menyimak dengan serius. (Foto: Istimewa)
Perwujudan Mastana adalah bagian dari paradigma pengurangan resiko bencana melalui langkah-langkah preventif secara terpadu dan terintegrasi. Sebab itu diperlukan kesigapan masyarakat yang tentu saja memiliki pengetahuan yang mumpuni soal kebencanaan. Agar lebih efektif diperlukan sebuah kolaborasi lintas stakeholder terkait mulai dari masyarakat, RT, RW, karang taruna, swasta dan pemerintah kelurahan sangat diperlukan.
Drs. Khrishno Hadi, MA selaku narasumber menyatakan bahwa Mastana itu adalah upaya agar masyarakat lebih siap dalam melakukan langkah antisipasi ketika bencana sewaktu-waktu terjadi. Bencana seringkali tidak dapat diprediksi seperti Covid-19 sehingga perlu langkah-langkah pencegahan agar efek buruknya tidak parah. “Sosialisasi yang kami lakukan bermaksud mentranformasikan kesadaran bersama tentang pentingnya kesiagaan dalam menyongsong bencana yang dapat atau tidak dapat diprediksi. Lalu kemudian terkait langkah-langkah taktis yang bisa dilakukan seperti pengolahan sampah untuk mencegah banjir dan kampung kumuh serta penegakan protokol kesehatan agar tidak tercipta ledakan Covid-19,” tutup Krishno Hadi.