Pers IP Gelar Kelas Advokasi Melalui Bedah Film "Samin vs Semen"

Senin, 02 Maret 2020 15:30 WIB   Program Studi Ilmu Pemerintahan

Diskusi kelas advokasi “Samin vs Semen”. (Foto: Istimewa)

Malang, 27 Februari 2020. Pers IP (Ilmu Pemerintahan) UMM mengelar diskusi kelas advokasi melalui tayangan film berjudul Samin vs Semen. Film dokumenter  ini menceritakan tentang perlawan rakyat Rembang yang tidak terima akan adanya pembangunan Pabrik semen yang dirasa akan sangat mengganggu perekonomian daerah tersebut. Masyarakat daerah tersebut, berasumsi bahwa mereka tidak memerlukan adanya pabrik, karena hanya dengan lahan persawahan dan juga hasil pertaniannya saja mereka sudah benar-benar merasa cukup.

Kerisauhan tersebut yang berusaha dibedah lebih secara spresifik dalam diskusi rutin Pencinta Riset dan Menulis (PERS) IP UMM, Kamis (27/02/2020). Diskusi kali Ini dirangkaikan dengan kegiatan bedah film dengan Tema “Diskursus Samin vs Semen” yang difasilitasi oleh Abdul Hafidz Ahmad. Diskusi Kali berusaha untuk mengulik tentang bagaimana lahirnya advokasi sampai dengan adanya paradigma gerakan. Pada Pembukaan diskusi, pemantik sedikit menyinggung tentang permasalahan para petani Banyuwangi yang sedang berjuang mempertahankan hak mereka di Surabaya. Sangat memprihatinkan bagaimana perjuang sekelompok petani yang bersusah payah mengayuh sepedanya hanya untuk mencari sedikit keadilan di tanah Surabaya. Memang miris keadaan negri kita saat ini.

Setelah sedikit menyinggung tentang para petani yang masih digantung nasibnya di Surabaya tadi, sang pemantik kemudian masuk dalam pembahasan inti dari tema yang sedang diangkat. Pada diskusi ini, Pemantik menyampaikan bahwa ada dua pembagian Social Movement yaitu New Social Movement dan Old Social Movement. Perbedaan dari keduanya terletak pada apa yang dikerjakan. Pada New Social Movement membahas tentang pekerjaan dari para kelompok advokasi atau advocate yang tugasnya hanya menjadi pendamping setiap apa yang dikerjakan oleh masyarakat. Sedangkan pada Old Social Movement lebih focus kepada para pekerja/buruh, dimana semua hal telah terindustrial oleh pekerja. Di akhir diskusi, pemantik juga menyampaikan sebuah pesan untuk para audiens. Pesannya berisi seruan dan ajakan untuk para mahasiswa agar tidak mensia-siakan masa muda mereka dengan lebih banyak bergabung pada beberapa Organisasi dan juga LSM atau semacamnya.

Shared: