Malang, 4 September 2023. Dalam rangka mengisi waktu luang selama libur semester genap, mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan UMM lakukan project kegiatan pengabdian masyarakat dengan menciptakan inovasi program E-Lidi (Edukasi Literasi Digital) pada anak usia dini. Inovasi ini digagas oleh empat orang mahasiswa angkatan 2020 yakni Stevania Halim, Aisyah Firanti, Nabila Ratu Az zahra dan Wisnu Wardhana.
“Kegiatan pengabdian ini kami laksanakan di dua tempat, yaitu di RA Syihabuddin Landungsari, Kabupaten Malang dan TK Kemala Bhayangkari 19 Pangkalan Bun, Kabupaten Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Kebetulan saya pribadi memang berasal dari Kalimantan Tengah, sehingga bisa sekaligus melaksanakan kegiatan pengabdian saat pulang kampung,” ungkap Vania selaku koordinator.
Sasaran dari porgram E-Lidi sendiri tentunya bagi anak-anak usia dini, orang tua, serta guru. Salah satu anggota tim pengabdian yakni Aisyah, memaparkan bahwa tujuan dari inovasi program E-Lidi, diantaranya untuk mengenalkan budaya literasi digital pada guru dan orang tua agar dapat mengontrol aktivitas bermain gadget pada anak dan mengedukasi bahwa kegiatan membaca tidak hanya dilakukan pada media buku tetapi juga dapat melalui platform digital.
“Harapannya agar anak-anak yang sudah mengenal gadget ini, tidak hanya terpaku pada aplikasi game maupun tontonan yang bisa berdampak negatif. Melainkan, dapat diarahkan untuk mendorong minat baca bagi anak dan meningkatkan budaya literasi sejak dini,” kata Aisyah menambahkan.
Vania mengungkapkan bahwa program E-Lidi di implementasikan melalui adanya kegiatan sosialisasi pada orang tua dan guru terkait penggunaan media digital kepada anak usia dini yang perlu di pantau dan diarahkan pada platform yang dapat mengedukasi. Sebab, dalam lingkup masyarakat sendiri masih terjadi pro dan kontra ketika memberikan kesempatan bagi anak untuk bermain gadget.
“Oleh kerenanya, bagi orang tua yang setuju untuk memberikan gadget pada anak sebagai media pembelajaran, maka literasi digital perlu untuk dikenalkan. Sebab anak-anak ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Sedangkan, melarang atau menjauhkan anak dari media digital dikhawatirkan justru akan membuat rasa penasaran anak semakin tinggi. Dengan demikian, maka mengenalkan kepada anak tentang kapan dan bagaimana menggunakan gadget justru akan membantu anak untuk menggunakan gadget secara aman,” ujar Vania.
Terakhir, salah satu anggota tim pengabdian yaitu Nabila menuturkan bahwa dalam sosialisasi ini dijelaskan pula terkait peran serta pemerintah khususnya Kemendikbud dalam hal Literasi Digital, yakni melalui adanya Galeri Cerita yang berisi buku-buku bacaan digital untuk anak yang dapat di akses melalui link https://paudpedia.kemdikbud.go.id/galeri-ceria/ruang-cerita. (van/roz)