Pada tanggal 29 Februari 2024 Program studi ilmu pemerintahan UMM bersama dengan Himpunan mahasiswa ilmu pemerintahan mengadakan kegiatan seminar kepemiluan. Seminar ini diadakan dengan tujuan untuk membahas apa saja peristiwa yang terjadi selama sebelum, sesaat pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan pemilu. Kegaiatan ini dilaksanakan dalam rangka edukasi serta diskusi bersama mahasiswa IP UMM. Pembahasan tersebut dilakukan secara teori dan fakta lapangan. Dalam seminar ini terdapat 3 pembicara yaitu Bapak Prof. Asep Nurjaman, M.Si selaku pembicara 1, Bapak Dr. Salahudin, S.IP., M.Si., M.PA sebagai pembicara 2, dan Bapak Yana Syafriyana Hijri, S.IP., M.IP sebagai pembicara 3.
“Dalam proses pemilu ini sebelum dan sesudah dilakukannya PEMILU terdapat narasi penghianatan, penggunaan kekuasaan untuk kepentingan politik tertentu dan berbagai narasi lainnya yang digunakan dalam rangka untuk mengarahkan atensi publik agar hati-hati dalam pelaksanaan PEMILU, dan memang terjadi setelah Pemilu itu kata yang dinarasikan betul-betul terjadi sehingga terdapat kambing hitam seperti Pak Jokowi, Lembaga survey, Aparat, dan SIREKAP. Itu adalah narasi-narasi yang akan berkembang dan setelahnya biasanya ada kambing-kambing hitam.” Ungkap Bapak Prof. Asep Nurjaman, M.Si.
“Masa depan demokrasi harus kita perbaiki dari 3 aspek yang pertama adalah Democracy Mind apakah semua dari kita, pemerintah, partai politik, masyarakat, mahasiswa, dosen Ilmu Pemerintahan dan Ilmu politik berfikir tentang demokrasi atau tidak. Jangan-jangan tidak berfikir sehingga tidak akan mau memikirkan kemajuan politik atau malah tidak menyoblos kemarin. Bagaimana mau berfikir tentang demokrasi jika sandang, pangan dan papan belum terpenuhi. Aspek kedua yaitu demokrasi attitude, bagaimana demokrasi itu dibangun maka diperlukan prtisipasi seperti mahasiswa dan dosen dengan melakukan pendidikan politik yang nanti disampaikan kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwa berbicara tentang politik itu penting. Bagaimana masyarakat mau berbicara mengenai politik jika mereka menganggap bahwa politik itu kotor dan menakutkan. Aspek ketiga adalah demokrasi skill kempuan berdemokrasi harus dibangun oleh semua komponen yaitu oleh masyarakat dan partai politik” Tambah Bapak Yana Syafriyana Hijri, S.IP., M.IP